Kamis, 15 Desember 2011

SGS2 I9100 Guide: Must Have Rooted Apps

After you flash your SGS2 with custom rooted kernel, you might want to ask, what kind of apps which actually utilize root.
I believe apps such CWM Manager, and Superuser should be available with most custom ROM out there, so i won't describe it anymore.
Here's some apps you might find useful

Selasa, 22 November 2011

Flightless Bird, American Mouth

Have I found you?, Flightless Bird;
Grounded, bleeding? 
Or lost you, American Mouth; 
Big Pill, stuck going down

Jumat, 11 November 2011

SGS2 I9100 Guide: Download Mode & Recovery Mode

Samsung Galaxy S2 has three different boot method.
Normal boot method done by using power button.
You can also hard shutdown the device by holding the power button for 8 seconds, so you don't need to do battery removal method. 

SGS2 I9100 Guide: Updating to Latest Firmware

Samsung Galaxy S2 firmware can be updated by user by connecting the device to PC with KIES software installed.
You can download latest KIES from here.

SGS2 I9100 Guide: Installing Driver

My Samsung Galaxy S2 wasn't bundled with Driver CD.
But it's not really that hard to find the driver. 

SGS2 I9100: Chainfire3D and Anti Aliasing

I recently bought Samsung Galaxy S2 and I am content with SGS2 performance.
But as a human, i always ask for something more..

Rabu, 02 November 2011

5 How To’s: Blackberry 9930 Verizon

 I recently owned Blackberry 9930 Verizon, but i sold it after a week of "boring" usage. Here, i wrote some guide regarding basic tweak for Blackberry 9930.


Sabtu, 24 September 2011

How to get Honeycomb on Viewsonic Viewpad 10s?

SCENARIO

You want to install Honeycomb in your device which gives better UI, multi tasking and application compatibility.

You aware that the Honeycomb is unofficial and in development stage with many bugs and flaws

 

REQUIREMENTS:


USB A-A (Male-Male) cable


USB Driver


Modded Stock v2 (http://tabletroms.com/forums/vega-rom-development/1734-vegacomb-moddedstock-installation-guide.html)


VegaComb 3.2 (Latest: 9n), put it on MicroSD (http://tabletroms.com/forums/vega-rom-development/1923-[rom]-[3-2]-vegacomb-3-2-build-5-a.html)


PC/Notebook


How to get into Recovery Mode on Viewsonic Viewpad 10s?

SCENARIO

You want to flash factory recovery images

You want to flash Modded Stock v2 (to install VegaComb)

 

REQUIREMENTS:

None (Optional USB A-A (Male-Male) cable & PC/Notebook to ensure successful attempt) 

How to enable SMS on Viewsonic Viewpad 10s?

SCENARIO:

You want to be able to send and receive SMS & MMS on your device

 

REQUIREMENTS:

ROOTED device

MMS.apk 

How to Flash ClockworkMod Recovery on Viewsonic Viewpad 10s?

SCENARIO

You want to access CWM recovery tools on your device

 

REQUIREMENTS

ROOTED Device

ROM Manager

Internet Connection (to download Recovery Image) 

How to access Viewsonic Viewpad 10s MicroSD from PC/notebook with wifi router?

SCENARIO

You want to access device MicroSD from your PC/notebook wirelessly

You don’t have Bluetooth on your PC

 

REQUIREMENTS

PC/Notebook

Wifi Router

FileExpert (Latest: v3.2.6, http://www.xageek.com)

TotalCommander (Latest: v7.56a, http://www.ghisler.com/download.htm

How to access and edit /system partition on Viewsonic Viewpad 10s?

SCENARIO

You want to remove factory apps

You want to add some apps that must be on /system partition (e.g.: Android Market)

You want to add apps in system partition to save data partition

 

REQUIREMENTS:

ROOTED device

FileExpert (Latest: v3.2.6, http://www.xageek.com

How to Root Viewsonic Viewpad 10s?

SCENARIO

You want to gain access to protected partition

 

REQUIREMENTS

z4root (Latest: 1.3.0, http://forum.xda-developers.com/showthread.php?t=833953)

Sabtu, 03 September 2011

세상 그 누구보다

세상 그 누구보다 널 사랑해
sesang geu nuguboda neol saranghae
I love you more than anyone in this world

가슴을 파고드는 그 말
gaseumeul pagodeuneun geu mal
Those heartful words

나의 눈동자에 맺혀있는 눈물이 나의 사랑이야
naui nundongjae maechyeoinneun nunmuri naui sarangiya
The tears pooled up in my eyes is my love

이 눈물은 너야
i nunmureun neoya
These tears are for you

허락 없이 시작한 이 사랑을
heorak eobsi sijakhan i sarangeul
This love that has started without your permission

난 사랑해요
nan saranghaeyo
I love you

더 아파도 계속 할래
deo apado gyesok hallae
Even though it hurts, I want to keep going on

난 그래도 할래 끝이 없어도
nan geuraedo hallae kkeuchi eobseodo
I want to go till the end even if it is endless

Selasa, 23 Agustus 2011

kít hôt

และ ยัง คิดถึง เธอ นะ · วันนี้ ไม่มี เธอ
láe yang kít tĕung ter ná · wan née mâi mee ter

เหตุใด โลกนี้ ช่าง ดู โหดร้าย
hàyt dai lôhk née châang doo hòht ráai

สุดท้องทะเล ขอบฟ้าแสนไกล
sùt-tóng-tá-lay kòp-fáa-săen-glai

กลับมา ได้ ไหม · ยัง คอย
glàp maa dâai măi · yang koi     

 

กลับมา ได้ ไหม · ยัง คอย
glàp maa dâai măi · yang koi

และ ยัง คิดถึง เพียง เธอ
láe yang kít tĕung piang ter

Chiangmai: Overview and Transportation

Chiangmai

Overview
Mueang Chiangmai merupakan kota kecil yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Thailand Utara.Chiangmai berjarak sekitar 700 km dari Bangkok dan terletak sekitar 300 meter dpl, atau mungkin setara ama Bogor. Temperatur di sana relatif panas waktu gw dateng, sepertinya sih memang lagi summer. Perjalanan menggunakan bis dari Chiangmai ke Bangkok dapat ditempuh dalam waktu sekitar 9 jam, kalo di Indonesia mungkin dengan waktu segitu baru nyampe Semarang yang berjarak sekitar 450 km.

 Chiangmai memiliki ciri khas, di mana pusat kotanya dikelilingi oleh tembok berbentuk persegi dengan sisi sepanjang 1,5 km, dengan Tha Pae Gate sebagai gerbang utama di sisi timur. Menurut gw sebenarnya piknik ke Chiangmai lebih ke arah piknik religius atau ziarah, terutama bagi yang beragama Budha, karena di sini banyak sekali temple alias Wat. Wat Phra Singh, Wat Chedi Luang dan Wat Chiang Mun merupakan kuil2 utama yang wajib dikunjungi di dalam Old City Walls, sedangkan di sekitarnya terdapat Wat Suandok dan Wat Doi Suthep. Theravada Budha yang merupakan agama utama di Thailand sedikit berbeda dengan ajaran Budha di China dan Indonesia (Mahayana), gw sendiri ga tau persis sih bedanya, cuma memang ada beberapa ritual di sana yang sepertinya gw ga pernah liat di Indonesia.

Transportation

Transportasi dalam kota Chiangmai masih menggunakan moda konvensional. Terdapat tiga moda utama, tuk-tuk, songthaew dan taxi. tuk-tuk pada dasarnya merupakan kendaraan roda tiga sejenis Bajaj, hanya saja tuk2 memiliki tempat duduk di belakang yang lebih tinggi dan ruang yang lebih luas. Taxi di sini pada dasarnya menggunakan argo. Gw sendiri belum pernah coba, tapi sepengetahuan gw sebagian taxi di Thailand menerapkan sistem ride-sharing.

Moda yang paling murah adalah songthaew. Angkutan umum konvensional ini pada dasarnya merupakan sebuah pickup yang telah dimodifikasi dengan tempat duduk dan atap dibelakangnya dengan single entry dari belakang, meskipun bisa juga duduk di samping supir. Tarif kendaraan mulai 20B untuk jarak yang relatif dekat (ya, relatif mahal dibanding angkot di Indonesia). Perbedaan utama dengan angkutan umum di Indonesia adalah adanya tombol untuk menghentikan songthaew. Mungkin ada sekitar 3-5 tombol yang tersebar di atap songthaew. Menurut gw metode ini selangkah di depan metode "purba" yang diterapkan di Indonesia, di mana kita perlu "teriak" atau lebih parahnya menggedor atap kendaraan umum untuk menghentikan kendaraan. Perlu di ketahui bahwa terkadang songthaew juga beroperasi layaknya taxi, sehingga tarifnya relatif tinggi juga. Contohnya seperti gw yang naik songthaew dari Jalan Nimmarn ke CM Arcade Bus Station. Jarak yang kurang dari 7 km perlu gw tebus dengan harga 70B.

Untuk sewa kendaraan, sepeda bisa di sewa dengan harga 70-100B per hari. Motor gw ga tau persisnya, mungkin sekitar 250B diluar bensin dan deposit. Gw ga sempet coba sewa, karena rental sepeda dan motor berpusat di Moon Mueang, yang terletak di timur laut Old City Walls, jauh dari penginapan gw.

Traffic di Chiangmai terbilang lancar. Macet sih ada aja, cuma masih wajar. Tapi memang karena kotanya relatif kecil, ya kecepatan kendaraan di sini sih ga tinggi-tinggi amat. Terdapat beberapa hal yang berbeda dengan Indonesia yang perlu menjadi catatan. BBM di sini non subsidi, sehingga memang relatif mahal sekitar 30B/liter. Parkir di sini sekitar 40B/jam. Kondisi ini yang menurut gw menjadi faktor utama kenapa motor di sini ga sebanyak di Jakarta. Sayangnya gw ga tau bagaimana proses pembuatan SIM di sini, apakah bisa "nembak" juga atau tidak seperti halnya di Indonesia, tapi yang jelas di sini juga ada razia kendaraan.

 

Thailand
Mata uang Thailand adalah Baht (THB), Q2'11 IDR:THB ~ 290:1

 

Selasa, 16 Agustus 2011

Last Day: MIA-CGK

Gw bangun jam 05.00. Kelar mandi ga lama gw jalan keliling2. Jam 06.30 di sini sama kaya jam 05.30 di Jakarta, matahari masih blom muncul. Gw liat masih sepi pergerakan, rumah makan yang udah buka bisa diitung dengan jari.

Gw liat2 barang2 yang dijual di emperan. Bener sih yang dijual sepertinya  banyakan barang colongan. Dari hape, tas, sepatu, benda2 aneh. Bahkan obat kuat sampe onderdil mobil juga ada yang jual. Gw iseng nanya BB Pearl 8820 berapa, 300RM. Ah itu mah sama aja kaya seken di Jakarta. Males juga nawarnya. Ada iPhone juga, gw denger ada yang nanya 700RM. Wew. Ga ada duit segitu gw juga.

Senin, 15 Agustus 2011

Day Thirteen: Genting Highlands



Gw bangun jam 05.30, langsung morning call. Gw liat salah satu bule lagi sikat gigi di luar. Beberapa bule yang gw ketemu emang biasanya udah bangun pagi2. Gw iseng2 browsing Genting. Gw liat2 ada apa aja di sana, hmm.. sepertinya worth to try. Ada paket 47RM ke sana pp termasuk antara day pass Outdoor Park, atau Lunch di Coffee Terrace. Namanya Golden Package. Gw liat ada yang berangkat dari KL Sentral, paling pagi jam 07.00.

Minggu, 14 Agustus 2011

Day Twelve: Kuala Lumpur

Gw bangun sekitar jam 05.30. Beres2, planning, gw mulai jalan jam 07.00. Ternyata di depan Monkee Inn kalo pagi2 banyak yang jual barang bekas. Rame aja, tapi yang hebatnya ada aja pembelinya. Ga lama gw jalan gw liat2 tukang makanan, pegang pantat (ngecek dompet maksudnya). Ew.. gw lupa bawa dompet. Jadi gw balik ke Monkee Inn lagi melalui kerumunan tukang loak tersebut.



Gw jalan ke arah KL Sentral, niatnya sih mau ke Bangsar tadinya ama liat ijo2 (taman) di utara KL Sentral, belakangan sepertinya ijo2 yang gw liat itu bukan taman gratisan melainkan KL Bird Park, yang gw sendiri ga tau persis di mana entry nya.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Day Eleven: Penang to KL

Gw bangun jam 06.00. Masih sepi

Jalan beli es krim nestle kitkat di 711 2.8RM dan air mineral 600ml 1.5RM, total 4.3RM

Lanjut gw makan mee di tempat yang kemarin tutup. Gw nyampe sana sekitar 07.30, udah buka. Gw pesen mee dan minum white coffee alias kopi susu. Kopi ga lama datang, bayar 1.4RM. Mee kemudian datang, bayar 3RM.

Jumat, 12 Agustus 2011

Day Ten: Penang

Gw bangun relatif pagi, 05.30. Ya perbedaan utama di sini ama di Thailand ga ada yang bikin bangun gw disana. Setting peta dan bikin rute, jam 06.45 gw udah kelar mandi, dan mulai jalan.



Day Nine: Hat Yai to Penang

Gw bangun tidur jam 05.00. Masih pagi. Malah gw sebenernya sempet bangun, tapi ternyata masih jam 03.00, jadi gw tidur lagi. Jam 05.30 gw udah kelar cuci muka dan sikat gigi.

Jam 06.00 gw liat ada yang udah sulap kasur jadi kursi lagi. Tapi pas gw liat di luar masih gelap gw jadi males juga. Bawah gw masih tidur, karena agak pegel gara2 sempit, jadi gw berdiri di lorong aja. Ada waiter yang jual minuman, gw pesen cocoa maksudnya sih, atau ovaltine lah, tapi ternyata adanya milo doank. Yauda gapapa lah, si waiter ke belakang dulu.

Day Eight: Bangkok to Malaysia

Gw bangun 06.30, nulis kejadian kemarin di blog, abis itu gw makan Subway gw yang satunya. Masi blom basi. Haha..

Hari ini gw mulai jalan 08.15. Gw mau nanya laundry gw tapi masi ga ada orang, jadi gw lanjut jalan aja. Rencana gw hari ini ke Wat Arun. Gw jalan ke Phra Arthit pier. Pas nyampe sana ga lama ada kapal berhenti. Wat Arun? Come in.. oke dah..

Gw langsung naik kapal, sekitar 08.35. Racing juga kapalnya, kerasa dari deburan air Chao Phraya. Gw liat dari kapal mulai Grand Palace Wat Pho, Wat Arun. Lho kok nih kapal ga berhenti ya? Gw agak bingung tapi yauda lanjut aja, gw pikir baru berhenti pas arah baliknya, lagipula gw masih menikmati naik kapal ini yang relatif murah, cuma 15B.



Lanjut gw liat ada interchange dengan BTS di pier Sathorn Taksin. Hampir 20 menit gw naik kapal, yang ada nih kapal makin jauh, sampai akhirnya penumpangnya habis. Eh belakangan yang bilang come in ke arah gw, Wat Arun?? Yah gw sadar deh ternyata tadi gw harusnya turun. Gw pikir dia bakal muter tapi kyna nggak. Sepertinya rute boat nya lumayan jauh, masih jauh sampai muter lagi, makanya orang itu nyuruh gw turun aja, naik yang arah baliknya. Yauda no problem, 15B mah kecil lah.



Gw diturunin di Wat Vorachanyawas. Jauh juga sekitar 2 jembatan dari Wat Arun. Jam 09.00 waktu itu. Tapi ga lama gw diturunin, langsung ada kapal arah balik, ga nyampe semenit lha. Gw naik lagi. Kali ini agak rame, terutama pas berhenti di Sathorn Taksin, banyak bule dan japs yang naik. Tujuannya pasti udah jelas, Wat Arun.

Akhirnya jam 09.30 gw nyampe Pier Tha Tien, gw agak bingung kok si bule pada turun di sana. Gw liat emang Wat Arun di seberangnya sih.

Belakangan gw baru sadar ternyata Mekong River Express yang gw naikin emang rutenya ga ke sana. Setidaknya gw liat di pier Wat Arun ga ada papan informasinya. Dari sini gw bisa menyimpulkan bahwa ga ada boat langsung yang ke sana, kecuali mungkin kalo kita naik yang all day tourist boat.

Gw turun di Pier Tha Tien kemudian nyambung lagi. Ya cuma nyebrang gitu sih. Bayar lagi tapi geli2 lah, cuma 3B. Yang ini rada ngetem soalnya emang tujuannya cuma satu doank, tapi ga lama soalnya emang udah lumayan banyak juga penumpangnya.



Nyampe Wat Arun gw kira langsung disuruh bayar, ternyata nggak. Bayarnya kalo mau masuk ke kawasannya yang agak kecil, ya jadi kita bisa naik ke Wat nya, soalnya ini bentuknya mirip Prambanan, cuma lebih kompleks bentuknya. Gw liat tiket boothnya 50B. Rada males sih gw kalo cuma naik doank. Foto2 udah, malah kalo masuk jadi susah fotonya soalnya terlalu deket. Akhirnya gw cuma keliling2 sebentar di sana. Gw sempet liat water tap, iseng nyoba, wew, airnya hangat, ga kaya di Singapore, dingin dan segar.



Liat tukang suvenir, ada yang jual boneka yang ada tulisan Thailand, sepak isi 10. Gw iseng2 tanya kan, 150B. Wew. Ya isi 10 sih banyak juga. Yang gw tanya ada lonceng nya di bawahnya, ada yang ga pake lonceng tapi bentuknya lebih lucu. Dia bilang kalo itu 100B. Hmm.. Kayanya lebih berkesan yang ada lonceng. Gw tawar ah iseng 100B okay? 120B, sambil nunjuk bel nya. Gw bilang lagi just 100B,okay? Okay2.. haha, sukses, yauda akhirnya gw bayar, abis itu gw balik ke pier.

Kali ini kapalnya masih di seberang, ga lama dia pindah tapi ya jadi masih dikit orangnya. Cuma ga lama2 amat lah. Gw nyampe di seberang, pas keluar gw liat banyak tukang jualan di samping dan sebagian besar jual yang amis2.

Ikan2an, dan lebih precise, juhi. Gw liat 200B/kg, wew lebih murah tuh daripada yang gw beli 300gr 105B. Malah sebenernya ada grade yang lebih rendah lagi 160B/kg. Gw beli yang 200B 1/2 kg. Trus gw liat kaya teri2. 70B, sikat. Ada ikan panggang 20B, ambil. Gw bayar pake 1.000B. Nunggu kembalian gw melihat sesuatu penampakan, Lapciong. Wah ini dia, gw tanya harganya. Gw lebih kaget lagi. 1 kg, 100B! Buset dah, langsung gw sikat. Beli di Bee Cheng Hiang bisa berapa puluh kali lipet harganya.



Abis itu gw mendengar sesuatu yang ga lazim. Bahasa Indonesia. Ternyata ada serombongan anak2 Indonesia, mungkin SMA atau Freshmen, yang jelas sih ini acin lah. Haha.. Gw sih ga liat tourleader gitu, tapi ada lah 15 orangan cowo cewe. Di depan tukang ikan gw liat ada tukang minuman. Gw liat ada jeruk nipis, tunjuk2 trus dia peresin.

Si anak2 Indo ini masih ngumpul deket2 gw, gw iseng aja sapa, Dari Indo,ya? Iya, salah satunya jawab. Gw ambil minuman gw yang udah kelar diperas. Trus tuh cewe nanya itu apaan sih, dalam hati gw masa kurang jelas sih, itu bentuknya jelas2 lime. Gw bilang lime. Trus dia bilang, oh jeruk nipis, mau ah coba. Yauda gw ga banyak omong lagi dan lanjut jalan.

Gw memutuskan untuk ga ke Wat Pho dan Grand Palace. Waktu udah agak menipis, dan gw rada males juga karena gw bawa karung belanjaan. Jadi gw jalan ke arah utara. Banyak yang jualan di sekitar sini, makanan, sabun2, krim pijat. Tapi yang paling menarik gw sih figure biksu yang kaya di Chiangmai. Bisa aja dah bikinnya beneran mirip orang, ga kaya mainan2 biasa.



Sekitar jam 10.30 gw nyampe Thamassat University. Sebenernya sih ini lebih cepet kalo bypass university nya, cuma gw rada males berkompromi kalo ditanya2, jadi gw belok aja sekalian liat yang pada jualan. Di ruas jalan ini banyak yang pada jualan figurine atau semacam pendant, yah intinya mah jimat lah. Mulai dari 20B ada, dan gw liat orang2 banyak juga yang lagi milih2. Gw sih ga begitu tertarik jadi gw jalan terus.



Karena muter, gw jadi belok lagi arah utara, jalan di depan museum. Di sini gw nemu salah satu benda yang gw cari2. Longan drink. Mereka bilangnya Long-gun sih. 20B, gw minum sambil jalan awalnya manis, belakangan kok ga ada rasanya. Hmm, payah nih. airnya abis, gw coba makan buahnya, gyah, ga ada rasanya sama sekali. Nyesel juga ngidam taunya kaga enak. Haha..



Lanjut jalan gw udah nyampe Phra Arthit lagi. Gw mampir 711 dulu, gw beli benda2 aneh yang gw bisa beli buat oleh2. Macem2 gw ambil dan kebanyakan murah sih. Snack2 lah. Bayar, cuma 98B. Lanjut gw ke Bangkok House. Nyampe sana, si mbak lagi nyetrika. Gw tanya my? No no. Yauda gw lanjut ke atas. Beres2 dan meyakinkan ga ada yang ketinggalan, gw kemudian turun lagi.

Gw bilang ke si mbak, kalo gw mau check out. Trus gw tanya lagi ke si mbak laundry gw. Dia ambil dari ember gitu trus dilipetin dan dikasi ke gw, masi agak2 basah. Pikir gw, mungkin gara2 gw buru2 makanya ga disetrika. Gw bayar laundry nya 2 kg, 60B. Yauda lah.

Gw iseng kan tanya, iron? Mai2. Hah? Agak bingung gw, tapi setelah dia menjelaskan gw mulai ngarti. Ternyata di sini cuma laundry, no dry. Kalo mau dry dia bilang walk 2 minutes. Emang sih di depan ada mesin cuci koin 20B, dan 30B kalo mau dry. Lah gw kira tadinya udah termasuk, makanya gw milih laundry di sini, ternyata blom. Rada nyesel dah gw, tapi yaudalah.

Gw masukin baju gw dan jalan ke arah Phra Arthit. Gw nunggu di halte deket perempatan, tapi gw agak curiga di papannya ga ada nomor 15. Ga lama ada bis 15 lewat, gw hail. Weleh ga berhenti, gw liat si mbak kondektur nunjuk2 depan gitu, wah berarti kudu nunggu di halte satunya lagi. Yauda lah gw jalan ke depan. Di situ gw liat papannya. Gw mulai ragu lagi, di papannya ada tulisan 15, tapi kaya ditambahin gitu. Hmm.. yauda lah coba nunggu aja.

Agak lama, soalnya emang gw miss bis yang sebelumnya gara2 salah halte. Sempet ada bule yang nanya ke gw, mungkin karena tau gw bawa backpack, jadi dia langsung nanya pake bahasa inggris. Intinya sih dia nanya naik bis apa yang nyampe bandara atau skytrain. Ya gw bilang 15, walaupun gw sendiri masih ga yakin tuh 15 bakal berhenti di sini.

10 menitan bis nya lewat, dan ternyata berhenti di halte ini. Yauda gw naik, si bule gw liat juga naik. Gw nanya ama si mbak pas dia collect, yu thi silom krab? Silom road. Oke kalo gitu, biar gw tinggal sekali naik MRT nyampe Hua Lamphong. Sampe di deket National Stadium gw bilang ke si bule turun sini. Agak merasa bersalah sih gw, soalnya lebih enak kalo dia turun di Siam, jadi cuma 1x pindah, tapi yauda lah, tetep bayarnya 2x juga sih.



Lewat Siam, bis mengarah ke Silom. Gw iseng aja nanya ke si mbak, lewat Hua Lamphong ga? Mai2, sambil nunjuk arah belakang, mungkin maksudnya tadi harusnya gw turun pindah bis. Oh yauda kalo gitu, gw bilang MRT Silom okay. Ibu2 di seberang ngeliat gw, trus dia angkat jari empat. Oh mungkin kalo dari Silom ini tinggal naik bis no. 4. Tapi yauda lah.

Ga lama gw turun, agak jauh sih dari halte, gak tau kenapa tadi, dan gw jadi jalan lumayan jauh. Pas turun escalator ke arah MRT gw baru sadar, ada pengecekan. Bener pas lewat mesin, tetep disuruh buka semua tas. Agak ribet, tapi yauda gw buka aja. Abis itu gw lewat, agak bingung gw, kok ga ada mesin tiketnya, gw celingak celinguk, si tukang inspeksi nunjuk ke ticket office. Yauda gw ke sana, bilang ke Hua Lamphon, dia suru gw bayar 18B. Hmm jadi kalo dari sini beli tiketnya manual sepertinya.

Yauda gw turun, pertama gw salah turun, ini buat arah satunya, gw naik lagi, ternyata beda escalator, gw turun, ternyata ini dua level, kalo yang ke Hua Lamphong turun dua kali.

Gw nyampe Hua Lamphong 12.45. Masih 2 jam lagi. Gw muter2 sebentar, ternyata lagi ada shooting di stasiun, belakangan gw tau kalo itu shooting video klip. Gw balik ke arah main hall. Bingung mau apa gw ke Black Canyon Coffee. Agak shock gw yang jualnya bencong gan.. glek.. yauda gw pesen frozen coffee aja yang paling mahal 80B. Minum, ga gitu lama duduk gw rada bosen, dan gw liat ada KFC, jadi gw migrasi deh.

Nyampe KFC, gw agak bingung menu nya. 2 menu paket pertama itu nasi dengan ayam kuah bumbu2 gitu. Pertama onion dan kedua curry. Gw pesen yang kedua. 89B, itu paket sama Pepsi dan tuna salad. Belakangan gw liat kalo ada paket yang tanpa salad cuma 69B, tapi ga tau sih apa minumnya dapet yang lebih kecil. Gw juga pesen egg pie gitu, 19B.



Ternyata karinya ga sesuai selera gw, agak enek makannya soalnya santan ny kerasa banget. Gw makan tapi nasinya ga ampe abis. Yang nikmat ternyata egg pie nya. Hangat, dan rasanya enak banget. Sayang di Indo ga ada. Pantesan tadi gw sempet liat nenek2 yang pesen egg pie ampe 3 biji makan di sana.

Gw ga lama2 juga di KFC, kelar makan langsung cabut. Gw mampir ke minimarket. Harganya sama2 aja kaya 711, beti lah. Gw liat2 tapi ga ada yang aneh2 amat yang gw blom beli, jadi ujung2nya gw cuma beli air mineral 600ml, 12B, ya agak mahal.

Mini market ini jadi satu ama pharmacy. Gw liat2, trus nanya ada aspirin yang kaya redoxon ga, dia bilang di Thai ga ada yang gitu.. lho? Justru gw kayanya pernah nonton film Thai yang makan aspirin kaya gitu. Ujung2nya gw iseng beli eno.. haha! Gw beli yang sachet 10B, ada 2 rasa gw beli masing2 2 biji. Dia nawarin gw yang botol aja, lebih murah sih cuma 65B dan isinya banyak, cuma botolnya beling, gw takut repot. Gw liat counterpain juga. Iseng nanya harga, ada yang 50B+, 80B+ ama 150B+. Gw agak lupa2 persisnya, tapi itu ukuran 30, 60, 120gram. Tadinya sih pengen beli yang paling gede cuma bedanya ga gitu signifikan, jadi gw beli yang 60gram aja.

Abis belanja gw ke arah peron lagi. Gw liat shooting masih jalan, dan makin banyak yang nonton. Gw iseng2 aja foto cewe2nya, tapi ternyata itu video klip cowo, gw sempet liat artisnya, solo pop gitu kayanya. Gw lanjut aja jalan soalnya gw liat kereta yang menuju Butterworth udah ada.



Gw masuk keretanya, karena gw gerbong nomor 3, gw naik gerbong ke 3 dari arah peron utama. Agak bingung kok nomornya ga ada. tapi gw liat tulisan gerbong 9. Weleh, berarti gerbong 1 nya di ujung satunya, banyak juga ampe 12 gerbong. Yauda gw jalan lagi. Masuk, gw mulai liat2 lagi, sama, gw bingung nomornya di mana, belakangan gw baru sadar kalo ternyata nomornya ada di sisi bawah, samping handle kursi. Pantesan susah liatnya, gw kira di sisi atas.



Gw mulai nyari nomor 9 setelah mulai sadar nomornya di bawah. Dari gerbong gw naik nomornya gede menurun, jadi nomor 9 harusnya di sisi satunya. Gw jalan sampai akhirnya gw melihat bapak2 di nomor 10. Gw iseng tunjukkin tiket gw, trus dia ngeliat, dan dia angguk2 sekalian nunjuk nomor kursi di seberangnya. Ternyata gw bareng bapak2 itu, dia orang Thai, jadi gw ga gitu banyak ngomong, takutnya dia ga ngerti.

Kereta nya lumayan bagus, tapi ga banget lah. Yang canggih sih ada sensor di tiap pintu pemisah gerbong, tapi ada yang ga jalan juga, gw sempet kejepet soalnya. Kalo sleeper, ternyata kita dapet kursi dua sekaligus, kiri kanan, jadi bisa taruh tas kita di samping. Gak sesuai impresi gw sih, kirain kaya kabin2 gitu, yang tiap kabin ada wc nya, soalnya kalo dipikir ini lumayan mahal juga. Yah setidaknya ini ada AC nya, sayangnya duduk gw ga searah ama gerak kereta, jadi view gw ga gitu enak.

Ada tempat buat taruh barang di bawah kursi dan di atas seperti rak. Di dekat jendela juga ada gantungan yang fungsinya selain buat gorden, juga bisa buat taruh kantong kresek, gw gantung air mineral gw di sana. Di tengah2, ada tempat taruh gelas empat biji. Meja makan di simpan di bawah pijakan kaki, yang bisa di pasang kalo mau makan. Kasur di atas ditutup pake semacam sabuk pengaman, gw liat di sisi kursi ada tangga pendek buat naik.

Kereta jalan relatif tepat waktu. Di jalan ada yang nawarin minuman, bagiin menu. Gw sempet minta yang bahasa inggris tapi sepertinya habis.  Sekitar sejam setelah perjalanan ada petugas yang mengecek tiket. Ga lama gw sempet ke gerbong makan buat minta menu bahasa Inggris, tapi berhubung gerbong makan relatif penuh, gw balik ke gerbong gw lagi.

Jam 19 an seberang gw udah mulai mau tidur, yauda lah lagian liat jendela juga udah ga keliatan apa2. Kebetulan seberang gw ada yang rakit kasur. Seberang gw kemudian nanya gw udah mau tidur? Yauda gw mah terserah, kemudian dia minta kasur dirakitin. Gw sih rencana mau dinner. Abis dirakitin, gw ke wc kemudian jalan ke gerbong makan, kayanya sih gerbong 7-8 deh. Tempat makannya agak rame, kursinya 2- berhadapan. Gw liat ada yang cuma satu orang doank yang duduk. Gw tanya dan sepertinya kosong, jadi gw duduk di seberangnya.

Dari awal gw rencana mesen paket semacem seafood+pork platter 180B. Yauda gw pesen itu. Minumnya gw bingung, awalnya sih gw mau soda, tapi pas gw tanya kok dia bilang no soda. Yauda mau ga mau gw pesen bir. Gw pesen Leo, ya karena gw udah pernah nyoba Singha aja sih, dan kebetulan Leo lebih murah 10B, 130B. Cuma pas gw liat ternyata sizenya lebih kecil.

Makanan gw awalnya dateng duluan. Gw mulai makan, ya emang ini bukan platter goreng, tapi rebusan, jadi agak tawar, cuma dikasi semacam kuah pedas. Emang ditulis sih spicy, tapi gw ga nyangka segitu pedesnya. Asli pedes banget. Gw aja ampe keselek dan terbatuk2. Si waiter cekikikan gitu, gw ga tau gara2 dia pikir gw ga minum bir karena awalnya gw mesen soda, atau gara2 dia tau orang asing yang mesen tuh menu nasibnya sama kaya gw. Kepedesan.



Untungnya ada bir dengan es batu, sehingga pedes gw mulai ternetralisir. Karena sebrang gw udah berbaik hati ngajak gw duduk bareng dia, gw mulai making conversation. Gw tanya apa dia orang Thai, ternyata iya. Bahasa Inggris dia agak kacau dan gw agak sulit cerna. Dia juga nangkep gw agak sulit. Kadang2 geleng kepala. Dia juga nanya gw asalnya dari mana, dia pikir gw orang Malay, gw bilang gw orang Indo. Gw cerita kalo gw pergi dari Indo, Singapura, Chiangmai, Bangkok, dan sekarang menuju Butterworth.

Dia cerita macem, nyaranin gw ke Mae Hong Son, Ubon Ratchamani, satu lagi gw lupa. Gw bilang ok2, next time. Gw liat dia udah minum bir 2 botol, trus nambah bir ketiga. Gw yang makan kepedesan, ga kerasa minum bir ampe habis. Ga lama dia mesen semacem sosis gitu, trus ngasi tangan, ya ngarti gw maksudnya nyuru gw nyoba. Gw rasa dia tau kalo gw kurang cocok ama makanan yang tadi gw pesen. Gw panggil waiter, trus minta dia kasi gw sambel yang wajar aja, kaya seberang gw.

Masi ngobrol2, seberang gw tuang bir nya ke gelas gw. Yauda gw bilang khop khun2. Minum2, ga lama nambah botol keempat. Terus ngobrol walaupun rada lost in translation, tapi sepertinya dia cukup menikmati ngobrol dan minum2 bareng gw.

Cerita2, dia bilang kalo dia dari Stasiun. Sam Sit, abis Hua Lamphong katanya. Gw tanya dia di gerbong berapa, sambil nunjuk depan atau belakang, dia bilang two. Gw bilang kalo gw di tiga. Dia juga bilang namanya Utt, gw bilang nama gw Victor. Gw nyicip sosis yang dia pesen, rasanya aneh banget. Ga cocok ama lidah gw. Gw juga nyoba sayur2 nya, satu kaya bawang merah tapi rasanya kaya jahe, satu lagi kaya bawang putih tapi aneh juga rasanya. Yang paling bener ya kacang.

Kita ngobrol2 ampe sekitar jam 21.00, di mana botol keempat dia akhirnya habis. Dia bilang habis ini mau tidur. Yauda gw bilang ok2. Ga lama dia manggil waiter, trus dia pake jari nunjuk muter. Wah gw ngarti nih. Dia mau bayarin semuanya. Si waiter agak2 gimana gitu, ya gw juga jadi rada ga enak, wong makanan gw juga relatif mahal. Trus si waiter mulai ngitungin. Gw ga tau totalnya berapa, tapi Utt bayar 1.060B dan bilang pake isyarat yang artinya ga usah pake kembali. Si waiter kop khun ama dia. Ya kalo gw itung sih; 4x140B + (130B+180B) punya gw jadi 870B, dan dia yang pesen makanan 2 piring mungkin sekitar 90B per porsi, jadi total 1.050B.



Gw kop khun ama dia, trus dia pake isyarat yang artinya no problem. Trus dia ngajak gw toast 2 kali, dan toast terakhir kita abisin minuman kita. Abis itu kita jalan balik ke gerbong. Karena dia gerbong 2 tentunya dia jalan arah yang sama dan lewat gerbong gw. Pas nyampe gerbong gw, gw bilang aja kalo gw di sini.

Jujur aja gw jalan udah ga gitu stabil. Gw ke wc dulu. Abis itu gw naik tangga buat tidur di atas. Tapi gw ga langsung tidur, gw nulis dulu biar ga lupa. Sekali gw balik ke wc lagi asli minum 4 botol bir itu sama aja 1 hari minum. Gw juga minum sekitar 1 literan. Makanya gw jadi rada sempoyongan a.k.a. mabok. Kelar nulis gw mencoba untuk tidur.

Sampai akhir masih ada 2 benda yang ga berhasil gw temuin selama di Thai, DVD box Suck Seed dan sate ikan. Ternyata sate ikan lumayan langka, ini bukan dagingnya tapi kaya ikan2 kecil yang biasa pake sambel balado, cuma disate.

Gw menyarankan supaya beli tiket 3 hari sebelumnya, pilih kursi di bawah. Biar lebih mahal ga bakal nyesel, soalnya di atas ga ada jendela, ga perlu naik tangga, ga duduk lawan arah, dan ga gitu sempit.

Day Seven: Bangkok

Gw bangun sekitar jam 05.30. Ngaso2 dikit abis itu cuci muka. Kaki gw nampaknya udah agak normal, walaupun yang kanan masih agak senut2 kalo ditekan pas ankle nya. Bingung sih sebenernya, padahal justru kaki kiri gw yang sempet keseleo dua kali. Paha gw juga agak lecet2 dikit sih, tapi ga masalah lah. Ini sih penyebab kebanyakan lemak, makanya pas jalan agak kegesek2 sehingga lecet. Haha..

Gw sarapan cukyok alias paha babi yang kemarin gw beli. Enak gan, cuma ya gw ga makan lemaknya semua. Pantesan berat, ternyata dia masukin tulang di dalemnya, ketutupan ama dagingnya. Sial, makanya kok gw merasa ada yang aneh. Wangi sambelnya mirip2 Bebek Slamet, tapi gw ga makan banyak2, takut mules. Ga lama daging habis gw makan semuanya.. haha..

Udah jam 07.00, tapi gw bingung mau ke mana pagi2, pengalaman yang sudah2 kayanya ga bagus jalan terlalu pagi di sini. Tapi ini hari Senin sih, mungkin rame traffic yang pada kerja. Gw coba internet tapi blom jalan2. Lalu gw ke bawah ngasi pakaian gw buat di laundry, tulisannya sih 30B/kg, tapi gw ga tau 1kg itu segimana, yauda lah gw kasi aja baju kotor gw semuanya daripada repot.

Gw bisa confirm pengurus Bangkok House sepertinya kurang talkative. Gw kasi pakaian gw langsung di simpen aja. Gw sempet bilang tomorrow, tapi no respon. Waktu pertama masuk juga dia ga gitu banyak ngomong, pembantunya malah ga ngerti Inggris sama sekali sepertinya. Beda ama ISRA. Yauda lah. Gw balik ke kamar lagi.

Setelah gw pikir2, gw jadi agak males mampir ke Hat Yai maksudnya sih biar gw agak fokus juga.

Jadinya gw ke Penang langsung naik kereta aja besok yang tujuan Butterworth. Makanya ntar rencananya gw mau beli tiket di Hua Lamphong. Naik MRT aja biar ga repot.

Setelah merencanakan rute hari ini, jam 09.30 gw mulai jalan. Awalnya gw tiba2 iseng pengen nyoba boat ke Wat Arun. Kebetulan di peta gw ada jalan ke sana ga gitu jauh, di utara. Yauda gw jalan lewat gang2. Sial, ternyata ada segmen jalan yang dipeta ada gambarnya, tapi pas gw lewatin ternyata itu lewatin rumah orang. Memutar, yauda lah masi fit. Pas gw mendekat kok sepertinya agak suram ya. Jalannya kaya tersembunyi gitu padahal kalo di peta gw ini dock lumayan gede.

Di pinggir jalan ada semacem ring tinju, ya bukan tinju sih tepatnya, ini Muay Thai pasti. Gw liat bejibun sarung tinju bergelantungan di sisi ring nya. Ada juga petinjunya yang lagi pemanasan di samping ring.



Gw jalan terus sampai akhirnya gw ketemu dock nya. Kok kurang hidup ya? Gw jalan ke arah dermaga liat bule lagi ngobrol ama locals, waktu itu jam 09.50. Wah pertanda bagus nih. Ternyata nggak, sepertinya dia cuma melayani yang one day boat. Jadi bukan single trip. Gw nanya2 ga dijabanin, keliatan nih orang scamming bule2.



Yauda akhirnya gw melangkah menjauh kembali ke jalan yang benar, ke monumen demokrasi. Di perempatan menuju monumen, ada semacem pasar. Sabtu minggu sih tutup, tapi hari ini buka. Gw agak bingung sebenernya, nih tempat jual semacem angka2 gitu, entah angka togel ato gimana, abis masa iya jualan vocer. Harganya mahal2 ada yang 1.000B++. Ya gw hanya lewat aja.



Abis lewatin pasar gw liat ada bis no.15 lewat jalan gw barusan. Lho? Kalo gitu mah gw bisa naik dari Phra Sumen donk! Yauda ga jauh ada halte gw nunggu aja di sana. Pas nunggu, ada gadis geulis pisan.. haha.. ampe sempet2nya gw foto, tapi sayangnya bis gw cepet banget datengnya, padahal blom 2 menit yang sebelumnya lewat. Bye2 girl! Hahai..

Bis nya berhenti jauh banget di depan halte, gw ampe bisa2nya ngesprint segala. Waktu sekitar pukul 10.20. Ada beberapa bule yang ikut naik juga. Ada hal yang agak aneh nih, kondekturnya ga ada. Gw udah siapin 5+2x1B. Eh sampai nyampe Siam ga ada yang collect duitnya. Alhasil gw naik bis ke Siam gratisan. Ckckck.. emang sopir kerjanya nyupir sih, udah paling bener. Beda ama di Indo lah pokoknya.

Nyampe Siam gw langsung naik ke atas BTS gw liat 20B ke stasiun interchange. Masukin koin naik ke atas naik kereta. Belakangan gw baru sadar kalo gw salah naik. Harusnya gw naik kereta yang Silom Line bukan Sukhumvit. Alhasil gw jadi turun di stasiun yang 20B juga (Phloen Chit). Di sini gw sempet muter2 sebentar, liat ada mall Terminal21 yang masi dibangun, dan lanjut naik BTS lagi 20B sampe Asok (Sukhumvit).



Di situ gw muter2 dulu, masuk beberapa mall. Ada B2S juga di salah satu mall cuma sayangnya dia ga punya DVD box set juga.

Lanjut dari situ gw naik MRT Sukhumvit ke Hua Lamphong, 26B. Ternyata dari MRT ada jalan langsung sampai pas di depan stasiun. Gw masuk ke dalam, cuma agak bingung ngantri di mana buat beli tiketnya. Gw liat sih tulisannya all stations. Gw jalan dikit sampai akhirnya melihat pencerahan 1-30 days advance ticket. Yauda gw cari aja yang kosong, soalnya loket di sini lumayan banyak dan relatif sepi. Gw pesen aja ticket yang ke Butterworth. Gw liat sama sih ama jadwal yang gw baca, berangkatnya jam 14.45. Gw kebagian tidur di atas, 1.120B, masalahnya tinggal satu tiketnya. Yauda lah ikhlas, moga aja gw sekamar ama orang baik. Haha..

Abis itu gw naik MRT ke Petchaburi 29B. Dari sini gw nyambung ARL atau Airport Rail Link Makkasan. ARL sama kaya BTS, overground. Lokasi stasiunnya agak jauh dari MRT, dan kurang begitu jelas petunjuk arahnya. Gw sempet liat ada semacam tiang rel gitu, cuma gw salah exit, harusnya exit 3 gw malah exit 2. Gw turun lagi dan akhirnya muncul di exit 3.

Keliatan sih dari pintu keluar, tapi agak ketutupan bangunan. Pas lewat perempatan gw liat bangunannya, buset gede banget untuk ukuran MRT, tapi sepi, sepertinya jalur ini masih relatif baru dibangun. Naik tangganya kudu tiga kali, dan muter2. Belum ada pemisahan antara yang express (langsung ke bandara) dan yang city link. Keretanya lewat 18 menit sekali, dan gw baru aja semenit kelewat yang sebelumnya. Jadi gw nunggu dulu deh.



Gw mau ke Hua Mark Stadium, tempat Suck Seed ketemu Bodyslam. Gw liat di peta sepertinya lebih deket dari stasiun Ramkhahaeng ketimbang Hua Mark, cuma satu stasiun sih ke arah bandara, 15B. Sama kaya BTS, MRT ini pake token juga, cuma kalo BTS warna item, ARL warna merah. Gw nyampe stasiun ini pukul 12.30. Biar gede, tapi stasiun ini sepi kursi buat penumpang nunggu. Bayangin berdiri 18 menit buat nunggu kereta kan lumayan juga. Untungnya gw kebagian kursi.

Gw jalan ke arah Hua Mark. Tapi beberapa lama gw jalan, gw sadar ternyata jauh juga. Mana kaki gw udah mulai ga enak, jadi gw mengurungkan niat. Arah balik gw mampir 711 buat beli minum. Beli semacem yakult cuma 450ml 15B, lalu lemonade size 16oz 18B, dan beli Axe Mini Musicstar 78B. Lanjut gw jalan arah ARL lagi. Kali ini gw kudu nunggu 12 menitan atau sekitar jam 13.30. Karena balik ke Makkasan, tarifnya sama lagi 15B.

Dari sini gw ga pake lama langsung lanjut jalan ke arah MRT dan naik ke arah Hua Lamphong dengan tujuan ke Silom, 24B. Nyampe Silom gw muter2 dikit. Gw liat bis no. 15 lewat sini, mungkin abis lewat Siam lanjut ke sini. Gw menyusur jalan ke arah stasiun BTS Chong Nonsi. 20B buat nyampe ke Siam.

Nyampe Siam, pas mau turun gw liat di tembok ada stiker konser akbar gitu, rame bener ada Bodyslam, da'Endorphine, tapi yang bikin gw bingung kok ada Suck Seed segala? Mungkin emang tenar banget kali ya mereka di sini.

Gw lanjut ke Siam Paragon dan naik ke Paragon Cineplex. Jam 15.00 gw beli tiket 4DX Captain America buat jam 17.10. Shock gw harga tiketnya 500B. Kok sama aja ya weekend/weekday. Malah direct line buat 4DX ditutup, jadi gw kudu ngantri. Yah yaudalah, gw penasaran aja sih kaya gimana, setidaknya ada kenang2an yang di Indo kaga ada.

Berhubung masih 2 jam lagi filmnya baru mulai, gw turun ke food court lantai dasar buat liat2 makanan, tapi ujung2nya gw ga beli apa2.

Abis itu gw muter2 Siam Square, niatnya sih nyari toko DVD, tapi ga ketemu. Ternyata gede juga, makin encok deh kaki gw. Untungnya gw sempet beli jeruk peres asli 20B di pedagang kaki lima. Lumayan jadi agak seger lagi. Ternyata di belakang Siam Square ada sekolah, makanya gw liat kok rame anak sma. Gw bisa confirm, kalo 3 tipe cewek di film Suck Seed itu beneran berlaku di Thailand.

Jam 16.00 gw udah balik ke Siam Paragon. Gw sempet ke lantai 4 dulu, liat food passage tapi ga ada yang menarik hati, jadi gw langsung ke bioskop aja nunggu di sana. Ternyata kalo 4DX dan beberapa bioskop yang agak mahal adanya di lantai atas. Malah ada yang satu lantai di atasnya lagi Royal apa lah.

Di depannya ada semacam pengecekan gitu. Gw agak males nih, secara gw bawa kamera, tapi ternyata ga dicek2 amat, cuma lewat mesin doank. Gw nunggu di deket pintu masuk. Sekitar 10 menit sebelum dimulai, pintunya baru dibuka.

Gw masuk, dibagiin kacamata. Ini yang agak gede, jadi walaupun gw pake kacamata juga tetep enak. Duduknya nempel per 4 bangku. Biasa lah ada trailer film2 dulu, MI:4, Cars 2, Cowboy vs Aliens, Fright Night, tapi ga ada yang trailer yang 4D anehnya.

Nah kemudian ada bagian yang bikin gw kaget! Pas mau mulai diputer film dengan lagu nasional sepertinya, sebagian orang pada berdiri, termasuk yang di samping gw. Lah gw mana ngarti, yauda gw ikutan aja. Sepertinya jadi kaya mengheningkan cipta gitu. Kalo liat di video klipnya sih sepertinya Raja Thailand ini down to earth juga dalam proyek2 di negaranya. Terakhir ada tulisan Long Live The King. Wuih, sayang Indo Republik, jadi ga mungkin ada event beginian dulu sebelum nonton bioskop.

Akhirnya film mulai, telat sekitar 15 menit. Secara keseluruhan film ini cukup bagus menurut gw. Kalo 3D nya sih sama aja mungkin ya, tapi 4D nya ini nih yang bikin agak beda. Kursi yang goyang2, seru pas adegan kejar2an sih biasanya. Ada angin dingin pas event di salju2, ada kickback di punggung kalo nendang orang, ada tiupan angin kalo lagi saling tinju, ada cipratan air juga kalo pas nyemplung air. Pas cuaca buruk, ada kilatan cahaya di sisi bioskop. Yah jadi tau lah setidaknya 4D IMAX itu seperti apa.

Gw keluar 19.30. Gw jalan ke Central World dulu buat beli DVD karaoke Suck Seed. Gw sempet muter2 lantai 3 & 4 yang katanya ada toko DVD juga but no go. Akhirnya gw beli DVD karaoke aja, 149B. Abis itu gw lanjut jalan balik ke arah halte. Gw main naik2 jembatan BTS aja, ternyata haltenya ada di bawah. Gw jadinya nyusur jembatan yang relatif panjang dan akhirnya naik bis dari halte Siam Paragon.

Jam 20.30 gw naik bis no.15, kali ini ada kondekturnya. Gw turun di halte yang berikutnya. Gw memutuskan buat beli Subway aja. Gw ngincer botol minumnya sih. Buat dapetin itu kudu beli footlong atau 2x6inch ama 1 large drinks. Gw beli 2 yang 109B dan minum 34B, total gw ngabisin 252B. Gw kasi 2B maksudnya biar gampang, eh gw baru inget kaga ada pecahan 50B, jadi dibalikinnya 2x20B ama 10B.

Lanjut gw jalan balik ke Bangkok House. Tadinya mau beli minum lagi ke 711 secara air mineral gw habis. Tapi akhirnya gw beli di warung deket Bangkok House. Awalnya gw ga liat botol yang 600ml, adanya yang 1500ml. Gw panggil yang jualnya ternyata udah cukup tua, jadi gw tunjuk botol yang gede sambil bilang nit noi. Eh tiba2 si ibu ngomong pake bahasa inggris. yauda gw bilang small. Dia nunjuk ke showcase agak atas. Oh iya ada, ketutupan soalnya pantes ga keliatan. Gw bayar 10B lalu akhirnya balik ke Bangkok House.

Biasa cuci kaki dulu, abis itu gw makan subway nya. Gw makan satu udah lumayan kenyang. Bukan kenyang sih tepatnya kembung. Soalnya minumannya udah abis duluan. Yang satu lagi gw rencana makan buat besok pagi aja. Moga aja tahan. Ga lama akhirnya gw tertidur lemas di atas ranjang gw.

Selasa, 09 Agustus 2011

Day Six: Bangkok

Gw bangun jam 04.30. Cuci muka, gw langsung menyusun acara dan mapping lokasi2nya. Jam 07.00 gw baru mandi. Abis gw juga tau kalo di Thai agak siang baru ada aktivitas.

Jam 07.30 gw udah di Phra Sumen. Bukan Wat, tapi semacem benteng, ya kemarin gw kesini cuma ga ke dalamnya. Ternyata ada yang lagi senam pagi, serem bener lagunya SNSD di mix.



Dari situ keliatan jembatan, gw ga tau sih jembatan apa yang jelas bukan Pasopati, tapi tipenya sama2 Cablestayed.

Gw jalan ke arah Phra Arthit Pier buat liat rute kapal yang muter di Chao Phraya. Bayar 150B buat one day pass. Gw sih agak ga jelas soalnya ini masi sepi banget. Gw juga emang ga tau persisnya jadwal kapal2nya. Yang gw tau kalo weekend kapalnya mampir di pasar air Taling Chan nun jauh di sana.



Karena sepi ya gw mengurungkan niat, lanjut gw jalan ke arah Grand Palace. Gw kudu ngelewatin underpass jembatan gitu. Gw iseng2 aja naik turun jembatan, foto2, mumpung masih pagi. Hal seperti ini nih yang sebenernya ga baik, karena belakangan gw jadi encok lagi sama parahnya kaya waktu ke Anusarn.



Gw lanjut jalan ke arah Grand Palace. Ada musium, universitas, lapangan gede. Malah kayanya ada acara debat (sotoy) atau gimana gitu, padahal baru jam 08.15. Eh di jalan ada ibu2 yang ngomong bahasa Thai ke gw. Mungkin maksudnya nanya itu ada apaan. Ya udah keluar Phimsler gw, mai kau jaai krap, phum mai kau jaai pasa thai krap. Si ibu langsung bilang sorry2. Haha..

Gw iseng ke arah lapangan gede, gw liat sepertinya lagi dipasang tenda, mungkin dalam waktu dekat mau ada acara. Gw liat ada water tap. Wow, asik nih. Malu2 babi gara2 agak banyak orang, niatnya gw nyari watertap lain di depan yang agak sepian. Eh sotoy pembawa bencana ternyata di depan udah kaga ada lagi. Yauda gw terima nasib dah.



08.20 gw udah nyampe pintu utara Grand Palace. Sepertinya sih cuma satu pintu ini yang buat turis, hasil survey gw mengelilingi tempat ini. Gw maen masuk2 aja, merasa bisa blending mode on padahal kostum gw aja udah jelas macem turis, celana panjang macem army, kaos oleh2 bunaken, tangan kanan strap ama kamera. Pas mau masuk gw distopin, padahal depan gw sih lancar2 aja. Yang stopin bukan orang sembarangan, macem ABRI nya lah gitu, ya gw kan down juga, dia bilang open 08.30 for tourist dia bilang. Pantes aja gw bingung ada rombongan banyak di depan lagi ngapain, gw kira nunggu rombongan lainnya.



Sok ide gw muncul lagi. Muter ah sekalian ngabisin waktu. Eh ampe sisi utara, timur selatan gw puterin ternyata ga ada entrance lagi. Ada sih, cuma ya yang masuk local gitu, yang jaga juga sama bentuknya, gw rada males juga jadinya, mana masuk situ bayar 30B juga kalo ga salah.

Sisi selatan Grand Palace ini bersebrangan ama Wat Pho. Sama rame juga, cuma kalo Wat Pho ini temboknya ga setinggi Grand Palace, jadi masi agak keliatan dari luar. Sama ini juga stau gw bayar. Gw skip lagi juga deh. 



Wat Arun ada di seberang sungai Chao Phraya. Ya karena tadi gw bilang, gw merasa yang nyeberang masi sepi, jadi gw ikutan skip juga. Gw jalan ke arah selatan sih, jadi sedikit2 sih keliatan Wat Arun tuh gimana.



Gw terus jalan ampe nyampe ke daerah pasar gitu, pasar kembang sih sepertinya. Di situ gw beli minuman. Gw penasaran Halle's itu kaya gimana. Pake bahasa purba gw tunjuk2 botolnya, trus yang jual bilang soda2? Gw ngangguk aja. Jadi, thauray krap? Sip pet. Gyah, tadinya udah gaya2 mau ngasi uang pas, gw kira macem pepsi kemaren cuma 12B. Ujung2nya gw kasi 20B juga.



Rasanya ga ada bedanya ama fanta ah. Gw bikin yang merah, gw pernah liat yang ijo juga sih, cuma si abangnya ga ada. Ya mungkin agak mahal karena ini pake cup gelas gede. Ya es batunya bejibun dan isinya sebenernya cuma segelas kecil doank. Tadinya gw ude seneng2 pas si abangnya buka botol gendut soda water, eh taunya dia cuma masukin segelas doank, sisanya disimpen lagi.

Gw ga tau apa orang Thai emang kalo minum pada sabaran atau gimana, ga nyampe semenit airnya udah abis, yang ada tinggal es batu doank. Perjalanan gw sedikit berbelok ke arah utara, soalnya kalo ke selatan yang ada gw makin nyasar. Sambil liat peta, eh ternyata gw bakal lewat Yaowarat. Yauda gw belok ke arah timur aja nyusur itu jalan. Gw liat ada beberapa tukang makanan udah mulai buka lapak. Hmm.. gw udah mulai kelaperan juga nih. Gw liat ada tukang mi baso (semacem asan, bukan mi baso gerobak). Tapi gw rada nervous juga ga tau namanya apa. Yauda gw skip.



Ga jauh di depannya gw liat ada tukang kalung2 gitu. 10B/each, iseng aja gw beli 3. Sahm sip? Kop khun krap. Nah mungkin karena udah agak panas, gw balik lagi ke tukang mi, waktu menunjukkan jam 09.30.

Wah gw sebenernya ngarep ada yang beli, jadi gw tinggal tunjuk2 aja last ordernya dia. Kebetulan ternyata emang ada yang beli. Gw pake cara rimba, sukses! Haha.. wah gw nunjuk2 ternyata bihun, tapi agak beda sih, bihunnya agak kenyal. Pake baso, daging char siew, yupo. Yah intinya sih barang haram lah. Kelar makan gw jadi haus, mana es batunya ga cair2, gw cepet2 bayar aja, 30B.



Gw jadi kepikiran kalo orang muslim susah juga ya milih2, ga bisa sembarangan pinpoint kaya gw. Tapi sebenernya sih di Bangkok lumayan banyak juga tempat yang jual makanan halal, keliatan sih labelnya biasanya.

Jalan dikit, deket tempat tadi gw beli kalung, gw beli air mineral 600ml, 10B, dikasi sedotan ama kantong kresek. Gw langsung masukin airnya ke gelas bekas Halle's gw. Iya gw blom buang gelasnya, dan alasannya seperti yang sebelumnya udah gw jelasin.



Gw jalan lurus terus menelusuri Yaowarat. Ternyata Yaowarat itu macem Chinatown. Segala macem ada juga di sana. Dari kacang pistachio, bapau, kepiting, sembako, ampe barang2 cina ada smua. Gw ga beli apa2 sih di sini. Masih agak kenyang juga. Gw cuma lagi hunting tempat sampah aja yang ga ketemu2 ampe sekarang. Belakangan gw ketemu tempat sampahnya ternyata ga berbentuk, cuma kaya spot doank, ga ada bak nya. Gw liat rame gundukan, gw ikutan aja menyumbang.



Habis Chinatown gw agak berbelok. Kebetulan di situ ada Wat Tiramit, waktu menunjukkan udah pukul 10.15. Gw cuma masuk ke pelataran parkirannya aja sih, gw liat ada tulisan admission, jadi gw cuma foto2 dari luar aja. Lanjut gw jalan ngelewatin jembatan, tiba2 gw ngeliat semacem Grand Central. Gw foto2, trus ga jauh gw liat ada tangga underground. Wah berarti ada MRT disini. Pas gw liat papan tulisannya, gw sempet agak kaget. Hua Lamphong. Lah ini mah stasiun kereta beneran. Lewat underground buat nyeberang jalan, soalnya agak lebar jalannya, dan tujuannya biar keliatan orang beradab.

Tembus di sisi jalan lain, gw berada di samping bangunan Grand Central. Gw jalan lagi melanjutkan rute, tapi gatel juga gw pengen tau isi stasiunnya kaya gimana, dan mumpung masi deket jadi gw balik arah. Awalnya gw agak2 nervous, gara2 Grand Palace, gw jadi agak ragu masuk2 sembarangan. Tapi kali ini gw liat orang2 main masuk2 aja. Blend. Masuk, dan gw berada di hall ruang tunggunya. Gede dan bertingkat. Di sisi kiri kanan dari pintu masuk ada restoran, di kiri gw liat ada tanda halal dan rumah sembahyang. Merasa masih kurang, gw lanjut lagi. Nah kali ini gw agak serem, sepertinya di tengah2 depan itu macem paid area, soalnya jelas keliatan keretanya. Tapi ternyata nggak, di sini sepertinya ga ada paid area. Yauda gw foto2 peron dan ga lama melanjutkan perjalanan, waktu udah menunjukkan pukul 10.30.



Dari sini gw jalan di area yang relatif sepi pejalan kaki, Charoen Muang dan Banthat Thong. Sempet gw denger ada bunyi ayam. Jangan2 ada yang lagi sabung ayam, niat sih muncul buat liat, tapi kalo nanti gw foto2 trus dikeroyok massa kan repot, jadi cuma hayalan sesaat aja dah. Agak jauh juga gw jalan, sampe akhirnya jam 11.00 gw menemukan Tesco Lotus. Ya gw udah nyampe Jalan Rama I notabene kompleks mall di Bangkok, Siam. Gw lanjut jalan ke arah timur ga lama keliatan GOR.



Lanjut jalan lagi, akhirnya gw nyampe MBK. Ini merupakan IT Mall di Bangkok, selain Panthip. Ya gw liat barang2nya sih ya banyakan Cina juga. IPhone 5? Sok wae dah. Agak kumuh sih, maksud gw banyak yang jual pakaian2 juga, jadi lebih mirip ITC menurut gw. Tapi ya macem kamera2 lumayan kumplit di sini. Gw ampe lantai paling atas, liat ada bioskop. Abis itu turun lagi.



Gw nyeberang ke Siam Discovery, diagonal dari MBK, tapi karena terhubung dengan jaringan BTS, jadi nyeberangnya ada flyover, malah sebenernya bisa langsung dari dalem MBK. Tiap mall ada pengecekan standar, cuma ya ga gitu strict. 11.50 gw masuk ke Siam Discovery. Ini agak mendingan mall nya, tapi ya biasa aja sih, gw jalan terus ke arah timur tiba2 udah pindah ke Siam Center aja. Sama juga ini mungkin macem eX lah.

Nembus lagi, jam 12.05 gw nyampe Siam Paragon. Di sampingnya lagi ada acara, gw ga gitu jelas, entah mothers day atau apa, tapi lumayan menarik perhatian, setidaknya beberapa bule ada yang ikutan masuk pengen tau juga. Gw masuk mall nya. Nah ini agak bikin gw krik2. Depannya udah Hermes ama Lamborghini aja. Ckckck.. ya kalo di Jakarta mungkin ini Senayan City lah. Di basement Siam Paragon ada Aquarium air tawar yang katanya terbesar di dunia. Mahal masuknya 800-1000B kalo ga salah. Museum Madame Tussaud Bangkok juga sama aja. Bioskop di Siam Paragon di lantai paling atas, satu2nya yang ada IMAX 4D di Thailand. Gw ngobrol ama mas2 nya, kata dia tiketnya 400-500B. Pantes aja kalo yang 4D antriannya beda. Wong yang normal cuma 199B paling mahal.



Gw mulai muter2 nyari toko DVD. Tau lah ya gw nyari DVD apa. Setelah gw ubek2, selain Paragon Dept. Store, cuma ada satu toko DVD dan dua2nya ga jual. Niatnya sebenernya gw nyari B2S, yang katanya lumayan lengkap, gw muter bolak balik ke Siam Center dan Siam Square kaga ada juga, yang ada kaki gw makin encok. Gw muter2 habisin waktu ampe satu setengah jam, sampai akhirnya gw ke sisi timur Siam Paragon, di mana di situ ada sebuah Wat. Foto2 dikit gw langsung jalan lagi.

Gw nyampe ke Central World. Belakangan gw baru sadar kalo B2S itu adanya di sini, pantesan gw muter2 Siam Paragon dkk ga nemu. Bener ada, di pojok utara, panjang juga mall ini. Lagi ada acara juga, sepertinya wirausaha gitu. Ya maklum emang sepertinya orang Thai pada demen jualan makanan.

Nyampe B2S, gw mulai sweeping, CD ada, VCD karaoke ada, DVD R9 ada. Box, kaga ada. Gw tanya ama mbak2nya. Wait a moment please. Yes2. Ga lama dia balik dan bilang stoknya udah ga ada. Gw tanya di mana lagi ada kira2. Front, walk straight.

Oke2, gw jalan ke depan lagi, dan ternyata dia agak salah ngasi taunya, untung gw sok ide malah jadi ketemu tempatnya. Tapi hasilnya sama, di situ ga ada juga. Finish. Wah gw ga ngarti maksud si mbaknya. Finish itu apa ya? Ini kata ambigu yang sering gw denger dari orang yang belajar bahasa inggris setengah2. Yauda lah give up gw di Central World ga ada, gw migrasi ke Big C. Pengen liat supermarket yang katanya kumplit.



Dari Central World ga ada underpass, jadi kudu naik jembatan penyeberangan yang standalone. Gw udah mulai encok, iseng mode on gw nyoba nyeberang lewat jalan. Ya emang agak macet juga. Sukses.. haha.. emang nih kalo ga dilanggar kan ga seru. Tapi gw liat banyak juga kok sebenernya yang males naik jembatan. Di depan Big C ada McD. Gw nglier pas liat iklan 2 chicken 69B. Murah tuh. Akhirnya gw makan di sana sekitar pukul 14.30. Skalian gw tambah 1 paket tuna pie + freezer 12oz (semacem slurpee) 49B. Total gw makan 118B.



Ayamnya menurut gw sih agak kecil, tapi yang parah sih sebenernya sambalnya. Cair banget, udah gitu rasanya lebih mirip kuah cakwe. Tapi ya lebih murah lah, tadinya gw udah ngebet banget mau makan steamboat buffet. 250B++ sepertinya, soalnya pas gw liat2 ga termasuk minum ternyata. Buffet di sini max. 45 menit, jadi ga bisa lama2.

Abis makan gw iseng masuk ke Big C. Harganya ga beda jauh ama 711. Cuma ya emang lebih kumplit sih. Yang paling menarik gw sih sebenernya barang haramnya. Lo ga bisa beli paha babi panggang di supermarket Indo kaya di sini. Pake diskon, gede banget lagi potongannya, jadi cuma 89B. Gw sih kurang tau beratnya berapa, tulisannya half leg. Dengan benda2 lain total gw belanja 300B lebih. Yang paling mahal sih juhi jumbo 300gr, 105B. Itu aja udah diskon 30B padahal.

Yang gw kurang ngerti nih, di lantai dasar sih di tulis kalo kita bisa rebate tax yang kita bayar. Di bon gw sih emang ada tulisan 19B gitu, lumayan sih 6ribu. Tapi gw baru nyadar agak belakangan. Soalnya kaki gw juga udah pegel banget.

Gw nyari2 Superrich 1965, money changer yang lumayan tenar kurs nya. Katanya di Big C, tapi gw muter2 kaga ketemu, belakangan gw liat ternyata di deket Big C, bukan di Big C nya.

Posisinya di utara Big C. Keliatan sih kalo dari luar Big C. Gw jalan ke sana, weleh antri sembako juga nih. Harusnya ada sekitar 3 atau 4 gitu, tapi yang buka hari ini sepertinya cuma satu. Gw liat kursnya 296.5. Lumayan sih, dari yang gw liat sepanjang perjalanan ya paling bagus, 100 dollar beda 100 baht kan lumayan juga.

Depan gw, orang korea. Sambil ngantri dia terima telpon, Bonjour. Ada mbak2 Thai yang ngeliat trus bisik2 ke temennya. Yaelah gw kira beneran bisa bahasa Perancis, belakangannya tuh Korean ngomong pake bahasa korea juga. Antrian menipis tinggal dia di depan gw. Gw sih agak males ngeliat dia bawa kantong coklat cukup tebel. Tapi ya gw juga tau kalo duit korea itu sama najisnya kaya rupiah kursnya. Tapi ternyata lebih najis lagi, dia nuker duit USD 1, 5, 20. Cuci uang atau bandar judi ya? Haha..

Si mbaknya udah pake mesin, diitung lagi manual. Gw liat antrian udah kaya antrian sembako ditambah minyak tanah. Ada kali 10 menit nungguin tuh Korean sampe akhirnya gw ngasi selembar 100USD ke si mbak nya, dan ga nyampe 1 menit gw dapet duit gw duluan.

Gw lanjutin perjalanan ke arah utara. Gw liat di peta ada Platinum, Pratunam & Panthip. Dua pertama ga ada bedanya ama pasar pagi mangga dua, makanya rame ama ibu2, tapi Platinum lebih baru bangunannya. Panthip ya karena IT related mirip Harco, agak berantakan soalnya.

Banyak yang jual DVD software bajakan. Muter2, pas turun gw nemu toko DVD ori. Gw tanya, entah kenapa kok respon nya agak aneh gitu. Apa emang laku keras, dan gw orang yang ketinggalan kereta, atau emang dia cuma ga bisa terima kalo dia keabisan stok. Soalnya waktu gw ngobrol ama Pat, gw cerita kalo gw nonton Suck Seed di Indo, di juga agak senyum2 aneh gitu ke Tai.

Lanjut gw keluar mall dan jalan ke arah barat. Kaki gw udah mulai mencapai titik jenuh. Asli pegel gila. Ya gw itung gw udah jalan kaki seharian ini sejauh 17km. Gimana ga pegel. Tadinya gw mau iseng2 naik bis, gw liat sih yang potensial no. 2, soalnya gw liat ada bule yang naik bis itu. Tapi gw serem juga kalo nyasarnya kejauhan. Yang ada gw makin gempor. Secara gw cuma tau rute no 15 doank. Jadi gw mengurungkan niat untuk coba2 kali ini. Belakangan gw tau kalo no. 2 ternyata lewat monumen demokrasi juga.

Gw jalan terus ke barat, dan gw menemukan pencerahan. Ada BTS Rachatewi. Yauda daripada makin encok gw naik BTS aja ke Siam lanjut naik no. 15. Ya walaupun sebenernya masih jauh juga dari monumen demokrasi ke Bangkok House.

Jam 5 lewat gw nyampe Siam lagi. Gw turun. Eh iseng gw nyari halte agak depan. Udah tau pegel gw malah jalan terus, tau2 udah ampe MBK lagi. Lah, gimana cerita. Gw jalan balik lagi ke arah halte pertama gw naik no 15. Di tengah jalan gw mampir 711 dulu beli air mineral 600ml 7B.

Nyampe halte, pas banget no 15 lewat. Padahal masi di depan mata gw, tapi pintunya udah nutup. Terima nasib dah gw nunggu kloter berikutnya. Lumayan lama, ada kali 15 menit sampai bis berikutnya lewat. Masalahnya emang jalanan juga agak macet. Sempet gw kepikiran mau nyoba naik taxi, tapi gw urungkan. Walaupun ya harusnya ga mahal2 amat.

Akhirnya gw berhasil naik bis berikutnya. Ga rame2 amat sih, gw kebagian duduk bagusnya. Di tengah jalan, tiba2 ujan deras. Astaga. Gw duduk manis aja meratapi nasib. Beberapa lama akhirnya gw lewatin monumen demokrasi. Masih gerimis. Gw ikut turun bareng bule2. Belakangan gw baru sadar ada satu halte lagi di depan jadi gw ga perlu jalan sambil nyeret kaki saking pegelnya.

Di tengah jalan gw ketemu tukang somai2 dimsum. 6pcs 20B. Sikat! Gw kasi duit 20B, dia ngomong, tau gw maksudnya, dia nanya mau yang mana aja, soalnya emang ada beberapa macem. Secara spontan gw ngomong "campur" sambil jari gw nunjuk muterin bak somainya. Untungnya dia nyambung, ngerti yang gw maksud.

Gw jalan terus, nyeberang daerah Khaosan sambil berjalan agak menyeret kaki di tengah jalanan yang becek bekas ujan, karena asli kaki gw udah pegel banget, terutama yang kanan. Tapi hebatnya gw, udah tau pegel bukannya langsung balik, gw malah belok ke arah Roti Mataba.

Perlahan tapi pasti, akhirnya gw nyampe di sana. Buka, gw pesen Beef Mataba. Kursinya penuh. Gw jadi berdiri. Ga lama yang take away ada yang kelar, jadi ada bangku kosong. Gw duduk bentar meluruskan kaki, eh ga nyampe 10 detik si mas2nya nyuruh gw bayar pesenan gw di kasir. Gw bayar, sahm sip sorng. Pantesan murah martabaknya kecil mampus. Ya dibandingin ama zam2 mah macem gunung kidul ama gundukan pasir (hiperbola).

Kelar zam2. Padahal tinggal nyeberang ke arah jembatan, gw malah balik ke 711 buat beli minuman. Nyampe 711 bingung mau beli minuman apa, pengen margherita, tapi kudu pake bukaan botol, mau chaiyen tapi botolnya kecil2. Eh gw baru inget kalo di sini ada big gulp.

Biar puas, daripada kaya selama ini gw minum banyakan es batunya doank, gw ambil gelasnya yang paling gede 32oz @32B lalu gw isi ama chaiyen. Gw pencet kok pas titik tertentu jadi ga mau keluar lagi ya? Apa emang ada takarannya kalo gw ambil gelas big gulp isinya cuma bisa segitu doank? Yauda terima nasib, karena gw dari awal isi chaiyen doank, blom es batunya, makanya gw isi es batu. Pinter kan isi es batu belakangan pas gelas udah mau penuh. Tumpah dikit, cincay lah.

Bayar, akhirnya gw dengan hati tenang dan lega jalan balik ke Bangkok House. Kayanya jauh banget dari 711 nyampe Bangkok House. Tapi pantang mundur akhirnya nyampe juga. Taro barang, langsung cuci kaki, lalu gw pakein Counterpain, gw liat waktu udah jam 19.10. Di sini, ternyata ada Counterpain juga, 3 macem malah, satu lagi yang Max, ga tau dah bedanya apa. Gw cuma liat displaynya waktu lewat Chinatown.

Di kamar gw makan somai yang gw beli, sambil minum chaiyen. Gw jadi agak kenyang sekaligus mual. Minum chaiyen kebanyakan emang ga enak, kurang cocok gw. Martabak malah jadi blom gw makan. Ngetik2 ga kerasa waktu udah jam 00.00. Mau upload internet udah off. Go to sleep aja lah..

Ngeliat martabak belum di makan, gw jadi agak sayang. Akhirnya sebelum tidur gw makan dulu (buncit mode on). Martabaknya lebih mirip martabak Indo, bukan martabak kari kaya Zam2 atau Har. Gw buka cuka dan timun lalu mulai cocol martabaknya, sampai akhirnya gw sadar ada makhluk tidak diundang. Banyak semut! Wew, gw langsung ga jadi cocol cuka. Ujung2nya gw makan martabaknya doank. Biasa aja sih menurut gw, dagingnya malah serasa kaya daging bapau.



Cepet2 gw makan, abis itu cuci tangan ke bawah. Balik kamar gw langsung cek babi dan Big Gulp gw disemutin apa kaga. Ternyata nggak. Big Gulp gw adem ayem aja, walaupun esnya udah mencair jadi bagian atasnya cuma berasa air doank. Mungkin karena martabak ga rapat tempatnya, cuma bungkusan kue yang distaples doank. Yauda abis makan emang enaknya tidur. Ga lama gw terlelap.

Day Five: Bangkok at Night

jam 21.00 gw keluar malam. Sepi2 aja di Thanon Sam Sen. Gw jalan ke arah Tom Yum Kung, jadi ke selatan. Lewat jembatan, masih ga begitu ada pergerakan. Awalnya gw sempet salah masuk jalan. Ya gw agak bingung patokannya abis kantor polisi, tapi emang gw blom liat. Agak depanan, kok rame ya. gw liat kantor polisi di samping. Weleh, berarti itu jalannya. Buset itu jalan udah kaya cendol, tapi cendol import soalnya isinya bule doank. Gila, emang nih kawasan Khaosan, untung aja gw ga nginep daerah situ.

Minggu, 07 Agustus 2011

Day Five: Bangkok

Lanjut cerita, gw udah nyampe Bangkok, cuma gw bingung karena ternyata bis nya end di Terminal Phahonyothin. Gw sempet muter2 dulu buat meyakinkan gw ada di mana. Gw jalan ke arah utara, eh ketemu Bangkok Bus Terminal (Chatuchak). Wah gw masi blom mudeng. Muter2 akhirnya gw masuk ke tuh terminal. Duduk2 sembari memastikan posisi gw di mana. Akhirnya 07.25 gw mulai bergerak lagi. Gw mau memastikan posisi gw. Kalo gw jalan ke selatan harusnya gw ketemu JJ Mall. Tadinya gw mau ke wc dulu, tapi pas liat wc nya bayar 3B, gw mengurungkan diri. Ya sama aja sih di Indo juga kan 1.000 biasanya.



Sabtu, 06 Agustus 2011

Day Four+: Chiangmai-Chiangrai-Maesai-Bangkok

Jam 06.30 gw bangun. Masih agak pegel2 sih, tapi udah mendingan. Gw langsung cuci muka. Gile, telapak kaki gw sakit bener. Handuk gw masi di luar, jadi gw blom mandi dulu. Gw beres2 barang, ga lama pintu belakang dibuka. Lanjut gw mandi. Kelar beres2, gw keluar kamar eh kebetulan si ibu ada. Gw tanyain baju gw yang kemarin di cuci. Total 20B, itu 3 kaos, 1 kaos kaki, 1 kolor & 1 celana pendek. Ya murah lah.

Gw bilang ke dia kalo gw mau ke Doi Suthep trus ke Mae Sai. Dia suru gw naek ke arah zoo dari jalan Huay Keow, 20B, trus lanjut naik yang ke atas. Kalo mau ke Mae Sai dia bilang naik dari Chiang Mai Arcade. Yauda akhirnya gw pamit ke dia, waktu menunjukkan pukul 07.00. gw bilang kapan2 gw bakal ajak temen2 gw ke ISRA lagi.

Jumat, 05 Agustus 2011

Day Three: Chiang Mai

Gw bangun jam 6.30. Jam 6an sebenernya kamar yang lain udah pada berisik, mungkin karena hari ini ga ujan seperti kemarin makanya pada siap2 berangkat pagi2. Cuci muka mandi, pas gw mau berangkat kebetulan ada si ibu lagi beres2 wc. Berhubung disini terima laundry juga, dan harganya relatif murah. Bayangin nyuci kaos cuma 3B, celana panjang 5B.

Day Two: Chiang Mai

Setelah nulis blog, ga lama gw tidur. Sempet gw terbangun, dan gw juga sempet ngerasa ada yang nyalain lampu. Sepertinya sempet mati lampu atau gimana gitu. Dari subuh cuaca hujan mengguyur Chiang Mai. Gw juga terbangun gara2 bunyi hujan, alamak masa ke sini cuma numpang hujan, tapi emang yang gw baca2 sih musim Agustus udah mulai musim ujannya. Dan gw confirm ama ibu yang punya ISRA kalo bulan lalu panasnya banget, sekarang udah mendingan.

Jam 8 kurang gw bangun akhirnya, cuci muka gosok gigi. Selain gw ternyata ada orang bule yang nginep juga dari US dkk, ada 5 menurut si ibu. Abis sikat gigi gw mantau cuaca ke serambi depan, secara gw pengen beli sabun. Pas bener si ibu muncul, trus ngobrol2 dikit sekalian bayar. Gw dsuru ngisi form gitu, kaya paspor lama visa dkk. Total 3 hari nginep 450B, Atau 150B semalem. Terhitung murah lah

Day One+: Chiang Mai

Meski pemberangkatan tepat waktu, ternyata pesawat nyampe 25 menit lebih cepat. Padahal cuaca cukup buruk, agak hujan (masih ada sisa gerimis) dan terasa turbulensinya. Walaupun kursinya lebih lega dari Airasia Indo, tapi entah mengapa AC nya panas banget, yang ada malah jadi lembab .

Tiba di bandara pukul 22.35. Langsung antri imigrasi, bandaranya sepi gila, kyna cuma nunggu pesawat gw doank. Ada beberapa antrian, salah satunya ada yang khusus Thai.

Day One: Singapore

Banyak orang yang sarapan waktu di pesawat.

Sempet ngiler juga soalnya harum2 sih, tapi pas tau bayarnya pada 50k++ gw mengurungkan niat. Mending yang jelas2 aja lah.. hehe..

Ternyata salah juga duduk di F. Karena langsung kontak matahari di sebelah timur, silau banget.. bikin pusing. Pesawat mendarat 15 menit lebih cepat dari jadwal. Gw sempet liat Johor Bahru dari jendela pesawat.

Day one: Bandung

Gw berangkat dari Ciumbuleuit pukul 05.15.

Gw ga jadi pake sepatu, gw pake sendal Puma yang baru gw beli. Sebelum berangkat gw beli counterpain di Apotik Siliwangi. Sebelumnya gw udah web check in buat yang tujuan Singapura dan berhasil, tapi yang Singapur ke Chiang Mai entah mengapa nggak bisa, tulisannya sih perlu pengecekan visa gitu.

Selasa, 03 Mei 2011

I Can Love You Like That

I can love you like that
I would make you my world
move heaven and earth,

if you were my girl

I would give you my heart
be all that you need
show you you're everything,

that precious to me

If you give me a chance,

i can love you like that

Sabtu, 23 April 2011

Personal Computer Buyer's Guide Q2 2011

This post gives guide to anyone who's about buying or upgrading to new computer systems. The system only (without monitor and other peripheral) which listed below priced around $1000 (approx. Rp. 9 juta). Quite expensive, yet this is a very excellent starter for home PC with great performance, and suitable for gaming, HD multimedia content, and graphic design.

Sabtu, 26 Februari 2011

List of Indonesian Online Games (UPDATED 29/07/11)

Here’s the list of online games available from Indonesian Games Server. Almost the games today are free-to-play with item mall and usage of prepaid voucher. Indogamers also provide online games private server.

Senin, 14 Februari 2011

Cheapest Laptop You'll Ever Get in Indonesia! (Q1 2011)

Here's the list of cheapest laptop you can get in today's Indonesia computer market.

Sabtu, 12 Februari 2011

Rest of My Life

As i stand here before my woman
I can't fight back the tears in my eyes
Oh how could i be so lucky
I must’ve done something right
And i promise to love her for the rest of my life

Selasa, 04 Januari 2011

List of 7 Eleven Outlets Jakarta (UPDATED 26/01/2011)

Here’s the list of 7 Eleven outlets in Jakarta. There are total of 22 outlets as of January 2011. As you can see at the list, the outlet concentrated in Jakarta Selatan Region, yet there are still no 7 Eleven in Pluit and Kelapa Gading, which both are in Jakarta Utara Region. Most of the times, i visited the Mampang Outlet since i had some appointment there. I also had visited Teluk Betung Outlet, which is behind Grand Indonesia.

IMO 7 Eleven is a good place to hangout, drink slurpee, eat big bites (hotdog) with whopping cheese, all with decent price. With self service scheme, there are many consumers which are not really understand how it works, e.g. filling the big bites ingredients themselves, instead asking the shopkeeper to do so, and the most important thing, disposing their waste to the provided trash can after finished eating/drinking.

Sabtu, 01 Januari 2011

Time of Love

「もう一度 やり直せるのなら」

(mou ichido yarinaoseru no nara)

Once more, If I can start over again

「思い出が消えてもいい」

[omoide ga kiete mo ii]

It’s okay even all the memories disappear

「初めて出会うように 愛されたい 愛していたい」

[hajimete deau you ni aisaretai aishiteitai]

Just like the first time we met, I want to love and be loved

「もう一度 君に会えるのなら 今度こそ離れない」

[mou ichido kimi ni aeru no nara kondo koso hanarenai]

Once more, If I can meet you again, this time I won’t let you go

「そう 時間は動くの 壊れてた時計も きっと The time of lov e」

[sou toki wa ugoku no kowareteta tokei mo kitto The time of love]

The time that is ticking from a broken clock, it must be the time of love