Selasa, 23 Agustus 2011

Chiangmai: Overview and Transportation

Chiangmai

Overview
Mueang Chiangmai merupakan kota kecil yang menjadi salah satu tujuan wisata utama di Thailand Utara.Chiangmai berjarak sekitar 700 km dari Bangkok dan terletak sekitar 300 meter dpl, atau mungkin setara ama Bogor. Temperatur di sana relatif panas waktu gw dateng, sepertinya sih memang lagi summer. Perjalanan menggunakan bis dari Chiangmai ke Bangkok dapat ditempuh dalam waktu sekitar 9 jam, kalo di Indonesia mungkin dengan waktu segitu baru nyampe Semarang yang berjarak sekitar 450 km.

 Chiangmai memiliki ciri khas, di mana pusat kotanya dikelilingi oleh tembok berbentuk persegi dengan sisi sepanjang 1,5 km, dengan Tha Pae Gate sebagai gerbang utama di sisi timur. Menurut gw sebenarnya piknik ke Chiangmai lebih ke arah piknik religius atau ziarah, terutama bagi yang beragama Budha, karena di sini banyak sekali temple alias Wat. Wat Phra Singh, Wat Chedi Luang dan Wat Chiang Mun merupakan kuil2 utama yang wajib dikunjungi di dalam Old City Walls, sedangkan di sekitarnya terdapat Wat Suandok dan Wat Doi Suthep. Theravada Budha yang merupakan agama utama di Thailand sedikit berbeda dengan ajaran Budha di China dan Indonesia (Mahayana), gw sendiri ga tau persis sih bedanya, cuma memang ada beberapa ritual di sana yang sepertinya gw ga pernah liat di Indonesia.

Transportation

Transportasi dalam kota Chiangmai masih menggunakan moda konvensional. Terdapat tiga moda utama, tuk-tuk, songthaew dan taxi. tuk-tuk pada dasarnya merupakan kendaraan roda tiga sejenis Bajaj, hanya saja tuk2 memiliki tempat duduk di belakang yang lebih tinggi dan ruang yang lebih luas. Taxi di sini pada dasarnya menggunakan argo. Gw sendiri belum pernah coba, tapi sepengetahuan gw sebagian taxi di Thailand menerapkan sistem ride-sharing.

Moda yang paling murah adalah songthaew. Angkutan umum konvensional ini pada dasarnya merupakan sebuah pickup yang telah dimodifikasi dengan tempat duduk dan atap dibelakangnya dengan single entry dari belakang, meskipun bisa juga duduk di samping supir. Tarif kendaraan mulai 20B untuk jarak yang relatif dekat (ya, relatif mahal dibanding angkot di Indonesia). Perbedaan utama dengan angkutan umum di Indonesia adalah adanya tombol untuk menghentikan songthaew. Mungkin ada sekitar 3-5 tombol yang tersebar di atap songthaew. Menurut gw metode ini selangkah di depan metode "purba" yang diterapkan di Indonesia, di mana kita perlu "teriak" atau lebih parahnya menggedor atap kendaraan umum untuk menghentikan kendaraan. Perlu di ketahui bahwa terkadang songthaew juga beroperasi layaknya taxi, sehingga tarifnya relatif tinggi juga. Contohnya seperti gw yang naik songthaew dari Jalan Nimmarn ke CM Arcade Bus Station. Jarak yang kurang dari 7 km perlu gw tebus dengan harga 70B.

Untuk sewa kendaraan, sepeda bisa di sewa dengan harga 70-100B per hari. Motor gw ga tau persisnya, mungkin sekitar 250B diluar bensin dan deposit. Gw ga sempet coba sewa, karena rental sepeda dan motor berpusat di Moon Mueang, yang terletak di timur laut Old City Walls, jauh dari penginapan gw.

Traffic di Chiangmai terbilang lancar. Macet sih ada aja, cuma masih wajar. Tapi memang karena kotanya relatif kecil, ya kecepatan kendaraan di sini sih ga tinggi-tinggi amat. Terdapat beberapa hal yang berbeda dengan Indonesia yang perlu menjadi catatan. BBM di sini non subsidi, sehingga memang relatif mahal sekitar 30B/liter. Parkir di sini sekitar 40B/jam. Kondisi ini yang menurut gw menjadi faktor utama kenapa motor di sini ga sebanyak di Jakarta. Sayangnya gw ga tau bagaimana proses pembuatan SIM di sini, apakah bisa "nembak" juga atau tidak seperti halnya di Indonesia, tapi yang jelas di sini juga ada razia kendaraan.

 

Thailand
Mata uang Thailand adalah Baht (THB), Q2'11 IDR:THB ~ 290:1

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar